Senin, 22 Juni 2009

BUKA BERSAMA IKKB DAN IPEMALIS JAKARTA Syamsurizal: Ramadhan Bulan Pendidikan

JAKARTA (RiauInfo) - Bupati Bengkalis H Syamsurizal menjelaskan bahwa Ramadhan merupakan bulan pendidikan (syahr al-tarbiyyah). Tentunya ini bukan tanpa alasan. Karena secara realita, Ramadhan benar-benar edukatif.

Ramadhan dapat diibaratkan sebagai madrasah, lebih tepatnya sebagai training centre bagi qalbu-qalbu orang yang ingin menaiki tangga-tangga ketakwaan.

Demikian dijelaskan Bupati Bengkalis H Syamsurizal ketika memberikan sambutan pada acara silaturahmi dengan Ikatan Keluarga Kabupaten Bengkalis (IKKB) dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (Ipemalis) Jakarta. Kegiatan yang diselenggarakan sempena acara berbuka puasa bersama antara Pemkab Bengkalis, IKKB dan Ipemalis yang diprakarsai Ipemalis itu dilaksanakan di Ball Room Hotel Sahid Jakarta, Minggu (23/9) malam lalu.

“Ramadhan bertujuan untuk membentuk mental orang-orang yang berpuasa di dalamnya. Sebab, inti daripada puasa adalah self control (pengendalian diri). Artinya, Ramadhan mendidik para pelakunya menjadi orang-orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, baiktu itu nafsu perut maupun nafsu syahwatnya. Melalui self control inilah puasa Ramadhan mampu membentuk beberapa mental positif,” terang Syamsurizal.

Sehubungan dengan itu, sebagai bagian yang tidak terpisah dari masyarakat kabupaten berjuluk Negeri Junjungan, Syamsurizal mengajak seluruh keluarga besar IKKB dan Ipemalis untuk dapat mengimplementasikan makna Ramadhan sebagai bulan edukatif dan pembentuk mental positif dimaksud bagi percepatan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Bengkalis.

“Terutama untuk mempercepat keberhasilan peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang menjadi salah satu titik fokus pembangunan di Kabupaten Bengkalis,” harap Syamsurizal seperti dilapaorkan Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Johansyah Syafri dari Jakarta, Senin (24/9).

Khusus kepada sekitar 100 orang seluruh pengurus dan anggota Ipemalis yang saat ini tengah menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Jakarta, makna Ramadhan dimaksud hendaknya juga dan harus dapat dijadikan salah satu motivasi untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas keberhasilan pendidikan yang saat ini tengah diiikuti.

Sebab, ujar Syamsurizal, saat ini kekekayaan alam semata tidak dapat lagi dijadikan modal bangsa dalam bersaing di tatanan global, tetapi juga sangat ditentukan kekayaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki.

“Keberhasilan Negara-negara maju, seperti Finlandia dan Norwegia yang dalam waktu cepat dapat mencapai kemajuan pesat karena sumberdaya manusianya berkualitas, jadi andalan. Sebagai duta Kabupaten Bengkalis, seluruh anggota Ipemalis juga harus menjadi SDM yang dapat diandalkan bagi kemajuan daerah,” harap Syamsurizal.

Pada bagian lain, saat berdialog, baik Syamsurizal maupun Wakil Ketua DPRD Bengkalis Bagus yang juga hadir dalam acara tersebut, mengarapkan seluruh keluarga IKKB dan Ipemalis Jakarta hakikat Ramadhan sebagai bulan penuh kasih sayang ini, untuk lebih mempererat rasa kebersamaan antara sesama pengurus dan anggota IKKB dan Ipemalis.

“Serta antara dan antar keluarga IKKB dan Ipemalis dengan seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis. Hanya dengan kebersamaan serta kuatnya semangat persatuan dan kesatuan, tujuan atau keberhasilan yang hendak dicapai dapat diwujudkan. Tidak terkecuali bagi tujuan keberadaan IKKB, Ipemalis maupun pembangunan di Kabupaten Bengkalis,” terang Bagus Santoso.

Masih menurut Bagus Santoso, apapun perbedaan yang ada, terutama dalam sebuah organisasi, mesti disikapi secara arif. “Sebagai sebuah rahmat, perbedaan bukan dasar atau alasan untuk terjadinya perpecahan. Sebaliknya, merupakan pondasi untuk mempererat rasa kebersamaan dan harus dijadikan kekuatan untuk mencapai tujuan organisasi,” imbuh Bagus Santoso, mengingatkan.

Selain Kabag Humas, adapun pejabat yang juga hadir bersama bupati Bengkalis dalam acara yang juga diisi santapan rohani Ramadhan oleh da’i Usman Anshori atau Koko Liem (finalis da’i TPI asal Kabupaten Bengkalis) itu antara lain Kakan Pertanahan H Yahya Eko dan Kabag Kesra HA Halim. Sedangkan dari IKKB dan Ipemalis diantaranya Suryanto Bakri dan Ketua Ipemalis Sugianto. (Tony/rls)

BUPATI KUKUHKAN IPEMALIS JAKARTA Ipemalis Harus Ikut Berdayakan Masyarakat

JAKARTA (RiauInfo) – Sebagai wadah berhimpun kaum intelektual muda, selain mampu menyatukan seluruh pemuda dan mahasiswa asal Kabupaten Bengkalis di Jakarta, keberadaan Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Bengkalis (Ipemalis) Jakarta, juga harus mampu memberikan kontribusi bagi daerah.

“Terutama pemikiran-pemikiran bernas bagi percepatan keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Lebih khusus lagi ,di bidang peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) Sebab pendidikan merupakan kunci sukses dalam era globalisasi saat ini yang sulit dibendung,” harap Syamsurizal.

Harapan itu disampaikan Syamsurizal, ketika acara pengukuhan dan silaturahim Ipemalis dan masyarakat Bengkalis Jakarta periode 2007-2008. Kegiatan yang dilakukan Minggu (13/5) malam lalu, dilaksanakan di Sekretariat Ipemalis (Mess Pemkab Bengkalis), Kompleks Perhutani I Blok G 8, Ciputat.

Di kesempatan itu, bupati Bengkalis juga mengaku prihatin SDM di Bengkalis yang tak pernah siap berkompetisi di duna global dan selalu berkeinginan bekerja setelah menamatkan jenjang pendidikan SLTA. Padahal pihaknya telah menyediakan anggaran belanja daerah sekitar 30-35 persen khusus untuk peningkatan sumber daya manusianya.

”Jangan lagi setelah lulus SMA terus ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bengkalis tak akan pernah maju jika semua lulusan SMA berminat menjadi PNS, ” pinta Syamsurizal di hadapan pengurus dan mahasiswa anggota Ipemalis.

Masih menurut bupati bergelar Sri Mahkota Sempurna Negeri ini, dulu setiap tahun hampir 1.000 anak Bengkalis putus sekolah, dan sekarang setiap lulusan SMA ingin menjadi PNS. Untuk itu, Syamsurizal berharap agar para orang tua di Bengkalis jangan lagi memaksakan anaknya menjadi PNS setamat SMA.

”Berkompetisilah di era global ini keluar Bengkalis. Tunjukkan kompetensi kalian. Mulai sekarang harus diubah pola pikirnya. Jangan lagi lulus SMA menjadi PNS, tapi harus ke perguruan tinggi bahkan kalau bisa sampai S3, ” ujar Ketum Pengurus Besar Sepak Takraw Seluruh Indonesia ini.

Selanjutnya, dalam kesempatan tersebut Syamsurizal juga menekankan agar pengurus Ipemalis memiliki visi yang jelas dalam menyusun programnya. Ditegaskannya masa kepengurusan yang singkat selama dua tahun itu diharapkan agar pengurus memiliki kaderisasi yang berkelanjutan. Untuk itu, pesannya, seluruh pengurus dan anggota Ipemalis, harus saling bahu membahu membesarkan Ipemalis
”Di era globalisasi diperlukan adalah kualitas. Siapa tak berkualitas akan tersingkir dalam kompetisi,” ujarnya seraya berulang kali mengatakan dirinya tak ingin putra Bengkalis di masa depan kalah berkompetisi dengan daerah lain.

Selain bertatap berdiskusi dengan pengurus dan anggota Ipemalis, usaai acara pengukuhan yang mengambil tema “Semai kreativitas dan profesionalisme menuju organisasi yang mapan”, Syamsurizal juga menyerahkan bantuan sebesar Rp 10 juta rupiah.

Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Johansyah Syafri, yang juga hadir dalam pengukuhan organisasi yang beranggotakan sekitar 100 budak bengkalis yang tengah menimbah ilmu di Jakarta itu melalui telepon selulernya melaporkan, selain Wakil Ketua DPRD Bagus Santoso dan Kadis Kimpraswil H Wan Mukhtar, sejumlah tokoh masyarakat asal Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau di Jakarta, juga terlihat hadir.

Diantaranya, kata Johan, Ketua Ikatan Keluarga Kabupaten Bengkalis (IKKB) Jakarta, H Abdul Karim. Kemudian, Ketua Persatuan Masyarakat Riau Jakarta Izhar Rahman, Tokoh masyarakat Bengkalis Abdul Said, Ketua Masyarakat Peduli Bengkalis di Jakarta Suryanto Bakri.

Adapun pengurus Ipemalis Jakarta yang dikukuhkan Bupati Bengkalis tersebut, diantaranya Sugianto (Ketua), Hambali (Wakil Ketua), Mhd Zuchri Fachrun (Sekretaris), dan Zarina (Bendahara). Kemudian, Junaidi Nasri (Ketua Departemen Kesektariatan), Al-Azhar Yusuf (Kaderisasi), Nia Amalia (Kajian Intelektual), Hendra Saputra (Analisa Kebijakan Publik), dan Welly Hidayat (Antar Lembaga).